Flange merupakan benda berbentuk silinder yang berfungsi untuk mengencangkan sambungan antara pipa ke pipa maupun untuk sambungan antara pipa ke valve, pompa dan fitting.
Keberadaan flange dalam proyek perpipaan sangat vital dan tidak terelakkan karena memiliki beberapa manfaat seperti:
- Membuat sambungan antara pipa dapat dilepas dan dipasang kembali. Hal ini sangat berguna pada instalasi valve dan pompa, dimana pada saat valve/pompa mengalami kerusakan dan perlu diganti, maka baut pada flange tinggal dilepas sehingga proses maintenance dapat berlangsung lebih cepat.
- Membuat sambungan antar pipa menjadi kuat dan tahan tekanan tinggi.
- Berguna untuk instalasi jalur pipa yang semi permanen.
Saat ini flange tersedia dalam banyak variasi, beberapa diantaranya bahkan terlihat unik dan hanya digunakan pada proyek yang spesifik.
Karena dibutuhkan untuk banyak proyek instalaspi perpipaan, ada baiknya anda mengenal 6 jenis flange yang umum digunakan pada proyek perpipaan. Langsung saja disimak sampai habis dalam artikel ini.
1. Flange Slip On
Flange slip on adalah flange yang penyambungannya di las pada bagian ujung dalam flange yang dimasukkan pipa dan juga dilas pada bagian ujung luarnya.
Ukuran lubang flange slip on lebih besar daripada ukuran diameter luar pipa sehingga pipa dapat masuk dengan pas ke dalam lubang tengah flange untuk kemudian dapat dilakukan pengelasan.
2. Flange Welding Neck
Flange welding neck adalah flange yang memiliki sambungan atau “leher (neck)” memanjang yang fungsinya untuk dilas pada pipa.
Flange ini biasanya digunakan pada perpipaan tekanan tinggi yang mengharuskan aliran fluida tanpa hambatan. Karena diameter leher flange sama dengan diameter pipa maka, tidak terdapat hambatan karena perbedaan diameter.
Penyambungan flange welding neck dilakukan dengan teknik pengelasan single full penetration v-shaped.
Flange Slip On VS Flange Weld Neck, Mana Yang Lebih Baik?
Seringkali pada sambungan flange yang menggunakan flange tipe slip on akan lebih rapuh ketimbang sambungan flange yang menggunakan flange welding neck.
Hal ini karena luas permukaan yang dilas pada sambungan flange weld neck hanya ada 1 pengelasan, sedangkan pada sambungan flange slip on ada 2 pengelasan.
Kelebihan lainnya dari flange weld neck adalah flange ini dapat langsung digunakan untuk menyambungkan pipa maupun fitting (valve dan pompa termasuk), sedangkan flange slip on harus di las terlebih dulu ke pipa.
3. Blind Flange (Flange Buta)
Berbeda dengan semua jenis flange, flange buta atau blind flange tidak memiliki lubang pada bagian tengah silnder-nya.
Fungsi blind flange adalah untuk menutup jalur pipa atau valve dan memblokir aliran fluida dalam sistem perpipaan.
Tapi berbeda dengan end cap, sambungan pipa yang menggunakan blind flange dapat dibuka-tutup kembali dengan mudah.
Walaupun dari sisi manufaktur pembuatan blind flange ini relatif lebih mudah, namun harga blind flange malah biasanya dipatok lebih tinggi dari flange jenis lainnya.
4. Flange Socket Weld
Flange socket weld adalah flange yang dilas pada bagian ujung luar pipa yang masuk ke dalam flange.
Berbeda dengan sambungan flange slip on yang menggunakan 2 garis pengelasan, flange socket weld hanya membutuhkan 1 garis pengelasan, seperti flange weld neck.
Pemasangan flange socket weld ini harus benar-benar memasukkan pipa ke dalam lubang flange sampai benar-benar mentok, kemudian diangkat 1.6 mm lalu kemudian dilakukan pengelasan. Cara ini berdasarkan standard ASME B31.1 mengenai flange.
Celah 1.6mm antara ujung pipa dan flange ini berfungsi untuk mengatur posisi pipa yang benar setelah las mengeras.
Flange socket weld biasanya digunakan untuk instalasi perpipaan berdiameter kecil dan bertekanan tinggi.
Kekurangan dari sambungan flange ini adalah menumpuknya karat pada gap 1.6mm antara ujung pipa dan badan flange.
5. Flange Drat (Threaded Flange)
Terkadang pada beberapa area yang beresiko mengalami kebakaran dan ledakan seperti pada kilang minyak, pengelasan tidak boleh dilakukan.
Untuk mengakomodir aturan tersebut, sambungan perpipaan biasanya menggunakan sistem drat.
Nah flange drat ini adalah flange yang dipasangkan ke pipa dengan cara memutar pipa masuk ke dalam sambugan drat pada bagian tengah flange. Pipa yang disambungkan ke flange drat tentu saya harus terlebih dahulu disenai untuk membuat drat luar.
Flange drat biasanya tersedia dalam ukuran kecil dan maksimal hanya sampai 4 inci saja. Hampir rata-rata digunakan untuk instalasi perpipaan bertekanan rendah dan temperatur rendah.
6. Flange FF (Flat Face)
Semua tipe flange yang telah disebutkan diatas adalah tipe flange RF (raised face), artinya permukaan flange dinaikkan atau ditonjolkan sedikit, berbeda dengan flange FF atau flange flat face.
Perbedaan flange FF dengan flange RF adalah flange FF tidak memiliki area permukaan yang ditinggikan. Seluruh permukaan flange FF rata.
Karena permukaannya rata, gasket yang digunakan sebagai lapisan antar flange memiliki kontak penuh. Biasanya bahan gasket untuk flange FF terbuat dari bahan EPDM atau fluoroelastomer.
Kenapa menggunakan flange FF?
Sebenarnya secara umum flange RF lebih baik menurut banyak pengguna di lapangan, hanya saja ada klaim mengenai flange FF bahwa tipe flange ini dapat menghindarkan resiko terjadinya sudut bengkok pada pipa pada saat baut flange dikencangkan. Tapi klaim ini masih belum terbukti. Mungkin flange FF masih digunakan dalam proyek perpipaan dikarenakan harganya yang lebih murah ketimbang flange RF.
Flange FF banyak digunakan dalam aplikasi ringan pada instalasi perpipaan bertekanan rendah.
Sekian rangkuman kami mengenai jenis-jenis flange yang umum digunakan dalam proyek perpipaan. Semoga membantu anda semua sebelum memutuskan untuk membeli flange.